Alhamdulillah waktu yang dinantikan pun tiba, tanggal 9 Januari malam saya dan suami berangkat ke bandara, kita naik pesawat Qatar berangkat subuh tapi jam 11 sudah harus sampai bandara. Sebelum berangkat ke bandara, kita sudah mandi bersih dulu tanpa memakai sabun dan sampho, juga tanpa bermake up, kenapa? karena syarat sahnya umroh tanpa memakai wangi-wangian, kita juga menyempatkan sholat sunnah safar yaitu sholat di saat mau berpergian umroh atau haji, sesampainya di bandara jamaah kumpul di ruang tunggu Blue Sky Lounge, kali ini vera ngiri karena dia yang bayar puluhan juta pakai travel lain tapi nunggu di bandaranya di pinggir jalan. Di Blue Sky Lounge sudah disediakan makanan dan cemilan prasmanan. Wew tempatnya mewah kita sungguh beruntung dengan biaya 12,5jt pelayanannya wah.
Blue Sky Lounge
Setelah menunggu jamaah lain dan mendengarkan informasi-nformasi dari pihak First Travel, bis pun datang mengantar kita menuju terminal 1b dan 1c. Rombongan kami terdiri dari 45 jamaah dengan 1 team leader dari First Travel yang akan mengurus kita selama perjalanan umroh.
Makanan saat di pesawat
Saat transit di Doha
Pesawat transit di Doha, saat antri turun dari pesawat, saya sangat terkejut ketika melewati kursi-kursi bagian depan ternyata sampah berserakan di lantai, kotornya udah kaya pasar aja, gak akan menyangka kalau itu di dalam pesawat. Saya malu, karena tau pasti itu rombongan kami orang-orang Indonesia, hadeuuh emang ya orang Indonesia suka bikin malu aja kalau di negeri orang.
Di doha semua jamaah laki-laki mulai ganti baju pakai baju ihrom, jamaah perempuan sebenarnya tidak perlu mengganti baju lagi kalau pakaiannya sudah memenuhi syarat menutup aurat, karena tidak ada keharusan harus memakai baju putih tapi sepertinya tidak afdol ya kalau tidak pakai baju muslim putih akhirnya semua jamaah perempuan pun mengganti baju pakai baju muslim putih. Di Doha kita sudah memakai baju ihrom karena nanti di saat melanjutkan perjalanan di atas pesawat menuju Jeddah kita akan melewati miqot yaitu batas di mulainya ibadah umroh, saat melewati miqot inilah kita sudah mulai berniat umroh.
Sampai di Jeddah, imigrasinya dipisah antara laki-laki dan perempuan, rombongan jamaah perempuan alhamdulillah lancar, meski ada yang sempat menyelak antrian, yaitu rombongan perempuan berwajah timur tengah yang badannya besar-besar, untung saja petugas imigrasinya yang juga perempuan, ngerti dan baik, rombongan perempuan berwajah arab yang menyelak antrian itu disuruh ngulang antri lagi dari belakang. Pas giliran saya, petugasnya memuji lihat paspor saya, karena foto saya di paspor memakai jilbab yang disematkan bros bentuk bunga, dia pun menunjukkan paspor saya ke teman/petugas yang disebelahnya, hehehe saya senyum-senyum saja....dalam hati biasaa aja keuleuus qiqiqi....mungkin disini biasa aja tapi ternyata bagi mereka itu unik. Rombongan jamaah laki-laki lumayan lama proses imigrasinya, kita sampai menunggu 1 jam di bis, setelah semua jamaah lengkap, bis kita berangkat menuju Mekah, perjalanan Jeddah ke Mekah sekitar 6 jam. Di bis sudah ada muthowif pembimbing kita selama umroh, muthowifnya orang Indonesia yang tinggal di Mekah. Selama perjalanan kita bertalbiyah Labaik Allohumma Labaik dst. Kita sampai di Mekah pukul 9 malam. Setelah urusan kamar selesai kita bersama-sama menuju masjidil haram untuk memulai umroh pertama.
Menunggu Cek in hotel
Kamar kami, sekamar 4 orang
Hotel di Mekah, Zwar Al Bait ternyata memang cukup dekat dengan masjidil haram sekitar 300-500m.
Umroh pertama masih di bimbing dengan muthowifnya, pas mau masuk masjidil haram kita dikasih pengarahan, kalau terpisah dari rombongan saat thawaf, biar saja lanjut tidak usah cari-cari teman, karena kalau thawaf tengok-tengok ke belakang cari teman menurut muthowifnya batal/tidak sah umrohnya. Dan saat thowaf tidak boleh sentuh-sentuh apapun, misalnya kain penutup kabah, karena kain itu wangi sedangkan saat umroh kita dilarang menggunakan yang wangi-wangian. Saya pun fokus untuk umroh pertama ini harus ibadah dulu yang didahulukan, besok-besok barulah untuk foto-foto, setelah diberi pengarahan kita baca doa masuk Masjidil Haram. Kita masuk dari pintu gate 95 gate of king Abdul Aziz yang bersebelahan dengan eskalator. Di depan pintu gate sudah disediakan plastik buat menyimpan sendal/sepatu.
Masjidil Haram
Saat pertamakali melihat kabah kita berdoa, selanjutnya thowaf, ternyata walaupun malam hari tetap penuh yang thowaf, thowaf adalah mengelilingi kabah selama 7x. Ada doa-doa khusus saat thowaf, doa yang paling dikabulkan yaitu dari rukun yamani sampai pintu kabah, sholat dan doa di hijr ismail, hijr ismail ini dulunya adalah bagian dari kabah, tapi kemudian kabahnya diperkecil karena renovasi, jadi sholat di hijr ismail sama saja sholat di dalam kabah. sangat penting mengetahui tentang ibadah umroh, karena jangan sampai kita umroh tanpa bekal ilmunya sehingga akan rugi sudah jauh-jauh kesana tidak memanfaatkan keistimewaan-keistimewaan di sana.
Subhanallah akhirnya melihat ka'bah secara langsung.
Hijr Ismail
Benar saja saat thowaf kita terpisah dari rombongan, jadi saya hanya dengan suami saja, selesai thowaf kita sai yaitu jalan bolak balik menuju bukit sofa dan marwa selama 7x sebelum sai kita membaca doa di bukit sofa dengan menghadap kabah, saat sai akhirnya kita bertemu beberapa rombongan, selesai sai kita tahalul dengan mencukur sedikit rambut. Setelah mencukur rambut, sudah selesai ibadah umroh kita, saat itu kita selesai umroh pukul 1 malam. Alhamdulillah hotel kita dekat dengan menara jam masjidil haram jadi tidak akan nyasar-nyasar mencari hotel.
Suasana Sai, tengah malam tetap penuh.
Yang lampu hijau ini tanda berlari-lari kecil.
Bukit Shofa
Air zam-zam banyak tersedia
Menara jam
Sampai hotel langsung istirahat, menjelang subuh janjian dengan teman sekamar akan sholat di masjidil haram, tapi kita sudah kesana minimal 1 jam sebelumnya karena kalau telat dikit tidak kebagian tempat. Selesai sholat subuh saya langsung kembali ke hotel, mau sarapan, tapi teman sekamar mau langsung menunggu dhuha di masjid. Dalam perjalanan pulang saya melihat jamaah yang memakai slayer hijau Frist Travel, saya rencana pulang bareng ke hotel eh ternyata hotel mereka berbeda, mereka menginap di hotel saraya, wow ternyata banyak rombongan FT, karena di hotel kami aja ada sekitar 3 rombongan, dan menurut mereka yang di saraya ada sekitar 6-7 rombongan, menurut mereka FT tiap hari memberangkatkan rombongan dan dalam 1 hari bisa 2 atau 3 rombongan yang berangkat tapi berbeda jam terbangnya. Oya setiap selesai sholat subuh sepanjang jalan banyak para pedagang.
Selesai sarapan, saya janjian dengan suami untuk thowaf, ternyata bisa hanya thowaf saja saya pikir thowaf harus sepaket dengan sai dan tahalul, ternyata thowaf saja juga bisa, thowaf sama dgn sholat sunnah. Alhamdulillah selesai thowaf saya dan suami bisa sholat dan doa di hijr ismail, itupun harus gantian sholatnya, saat saya sholat suami jagain saya karena tempatnya desak-desakan kalau tidak ada yang jagain khawatir pas kita sujud terinjak-injak.
Masjid Hudaibiyah
Selama di Mekah FT menyediakan fasilitas bisa 3x umroh, karena besoknya kita di ajak ke Masjid Ubaidilah, di masjid inilah kita bisa mulai berniat umroh, karena untuk niat umroh kita harus keluar kota mekah dulu, baru masuk lagi ke Kota Mekah. Hari ke-3 kitapun di ajak keluar kota mekah juga untuk niat umroh yang ke-3 yaitu ke Masjid Zaronah. Suami alhamdulillah bisa 3x umroh, saya hanya dapat 2x umroh. Setiap kali selesai umroh pasti saya mengalami pegal-pegal kaki, oleh karena itu sudah dipersiapkan obat-obatan dari rumah, tapi yang ajaibnya setiap kali bangun pagi keesokan harinya badan kembali segar hilang rasa pegal-pegal yang kemarin dirasa.
Bis yang mengantar kita city tour
Jabal Rahman tampak depan
Tidak bisa naik ke atas jabal rahman karena bisnya kebagian parkir di belakang jabal rahman, kalau lewat belakang jalan ke atasnya sangat terjal, daripada resiko jatuh lebih baik tidak memaksakan ke atas.
Selama di mekah kita city tour keliling kota mekah, ke tempat-tempat ibadah haji dilaksanakan, seperti Mina, Padang Arafah, tapi kita hanya melewati saja tidak turun dari bis, kita hanya turun di Jabal Rahman dan Jabal Tsur. Hari ke-4 kita thawaf wada yaitu thawaf perpisahan, kalau sudah thawaf wada katanya ga boleh menengok lagi ke belakang. Selesai thowaf wada kita siap-siap cek out hotel menuju Madinah. Oya saat sholat di masjidil haram saya berbincang-bincang dengan orang lampung, dia pertama ke madinah dulu, menurut pengakuannya di madinah lebih dingin dia sampai mimisan. Memang saat itu di mekah cuaca sedang dingin, sangat enak untuk ibadah umroh.
Tenda-tenda yang digunakan saat haji, di padang arafah
Terowongan Mina
Rumah yang dipercaya memegang kunci kabah dari zaman rosul sampai sekarang
Dari masjidil haram menuju hotel
Kebayang ga gimana cara ngebangun gedungnya dengan mengikis tebing batu seperti itu.
Suasana renovasi komplek masjidil haram
City tour
Ini teman umroh yang langsung akrab sama pasangan ini, namanya pak nanang tukang guyon. Saat pulang umroh ke-2 pak nanang ini jalannya sudah diseret2 tapi hebat semangatnya, besoknya masih ikut umroh lagi yang ke-3.
Ini kenangan dari bapak orang madura yang melayani kami makan, kelihatannya galak suka ngomel terus tapi dia berbaik hati masih melayani makan meski kami suka datang lewat dari jam makan. Karena para jamaah sibuk ibadah terkadang telat makan, datang ke hotel sudah diluar jam makan yang di jadwalkan, tapi alhamdulillah meja prasmanan masih belum di rapihkan. Oya kita makan sehari 3x makanan Indonesia plus minuman dan buah-buahan.
Alhamdulillah selama umroh semua berjalan lancar, semua tempat mustajab alhamdulillah bisa saya lakukan, kecuali mencium hajar aswad, tapi saya memang sejak awal tidak berniat untuk mencium hajar aswad. Ada kejadian teman sekamar, saat umroh pertama, saat thowaf diajak orang ditawari mencium hajar aswad, teman sekamar mau aja di ajak dan benar dia berhasil mencium hajar aswad tapi ternyata sesudahnya dia di suruh bayar 100 real. Nah karena sudah mencium hajar aswad dia pun ketinggalan rombongan dan umrohnya tidak selesai, karena sudah terlalu malam dia tidak berani melanjutkan sai sendiri, sampai di hotel dia cerita sama muthowifnya/pembimbing dan oleh muthowifnya disuruh membayar dam/denda sebesar 1 ekor kambing, jadi teman sekamar ini dengar infonya bayar dam ke muthowif sebesar 1,5jt. Teman-teman yang lain juga ada beberapa yang membayar dam karena tanpa sengaja menyentuh yang dilarang (hemm...kalau tersentuh karena desak-desakan apa harus bayar dam juga ya?) tapi teman-teman yang lain bayar damnya hanya kecil karena termasuk kesalahan ringan, begitu juga dengan pak suami tak sengaja memakai tisu basah, jadi bayar dam juga tapi damnya kecil...agak-agak lupa...mungkin sekitar 50 real apa 80 real entah lah saya lupa hehe...oya 1 real saat itu sekitar 3500 rupiah.
Ada satu kejadian yang membuat saya untuk lebih bersyukur, jadi pak suami ngajak saya sholat magrib tapi tidak lewat pintu yang biasanya tapi lewat eskalator, karena suami senang berkeliling, saya agak menggerutu karena nanti kalau pulangnya takut saya tidak hapal jalan dan nyasar, karena pulangnya pasti tidak bareng suami karena sholat dipisah. Akhirnya kita dapat di lantai 3 cari lokasi yang jamaah laki dan perempuan sholatnya deketan hanya terpisah rak-rak al quran saja, agar mudah bertemu bila selesai sholat. Di lantai 3 ini saya ga kebagian karpet dan tidak bawa sajadah jadi terasa dinginnya lantai. Selesai sholat magrib saya ajak suami untuk cari lokasi di lantai bawah, tapi ternyata sampai lantai bawah kita ga kebagian tempat, karena orang-orang pun pasti menunggu sholat isya tidak ada yang beranjak pulang, sampai akhirnya hampir sholat isya tetap ga kebagian tempat yang ada di usir-usirin sama askar, disitu rasanya saya ingin nangis dan berteriak, mau sholat aja susah, mau sholat aja dilarang-larang, ada bisikan halus di hati, nah kemarin-kemarin suka sombong dengan menunda-nunda sholat kan? sekarang giliran mau sholat tepat waktu aja kok di usir-usir. Pelajaran buat saya. Sampai akhirnya karena ga kebagian tempat, saat itu saya sudah terpisah dengan suami karena tadi di usir askar kalau suami harus di jamaah laki-laki, akhirnya saya keluar masjid dan sholat di halaman masjid, satu pelajaran lagi untuk saya agar belajar bersyukur, sudah enak dapat di lantai 3 sementara yang lain memaksa masuk masjid tidak dibolehin oleh laskar karena di dalam sudah penuh, saya hanya karena dapat lantai yang dingin mau pindah ke tempat yang lebih bagus lagi eh malah akhirnya dapatnya di luar masjid hahaha....
Ini oleh-oleh yang direkomendasikan oleh vera, roti croissant dan beneran enak, ada rasa strawberry dan coklat, harga hanya 1 real, yang enak yang merk 7 days.
Ini juga oleh-oleh yang di rekomendasikan oleh vera, tapi saya tidak beli buat oleh-oleh, karena setelah nyoba beli 1 disana, rasanya terlalu manis, saya kurang suka.
Di Mekah saya tidak terlalu semangat belanja, karena sudah dapat info sebelumnya dari banyak teman dan keluarga, mereka bilang kalau mau belanja di Madinah saja. Di mekah saya hanya beli 3 baju muslim dan al quran asli cetakan madinah, karena kebetulan malam terakhir di mekah ada teman jamaah yang mengajak belanja di pasar yang terkenal murah semacam tanah abangnya Mekah. Kami kesana naik mobil, kebetulan teman yang mengajak tersebut punya teman Indonesia yang tinggal di mekah. Jadi kami di antar ke pasar murah tersebut, tapi saya pikit-pikir sama aja kok harganya tidak terlalu murah juga, tapi kalau belinya grosiran mungkin bisa murah.
Al Quran asli cetakan madinah, kita masing-masing jamaah menyumbang al quran ini untuk disimpan di masjidil haram, harus yang asli madinah yang di terima. Saya pun membeli juga buat di bawa pulang karena suka dengan warnanya dan kertasnya yang glossy. Harga al quran yang kecil lupa..sekitar 40 real dan yang besar sekitar 60 real.
Ini oleh-oleh buat anak-anak, lumayan mahal harganya 45-50 real sekitar 157rb-175rb ukuran anak-anak. kalau ukuran dewasa 200 real mahaal..
Oya kalau di Mekah, setiap adzan seluruh toko tutup, pengalaman teman sekamar pas adzan masih belanja, penjaga tokonya bilang "hajah...hajah sholat" hahaha dia jadi malu katanya, jadi dia di usir suruh keluar toko karena toko mau tutup dan mereka penjaga tokonya mau sholat dulu.
Jangan lupa juga siapkan uang receh real selama di mekah, karena biasanya tiap ke masjidil haram kita sedekah ke pekerja-pekerja kebersihan yang ada di sekitaran masjid, saya biasanya ngasihnya ke pekerja yang berwajah-wajah melayu hehe.
Ceritanya bersambung ya...biasa jemput anak dulu.