Jumat, Agustus 21, 2015

Umroh Januari 2015 Part 3 (Madinah Hari Pertama)

Hari ke-5 di Mekkah, sore hari kita berangkat ke Madinah perjalanan sekitar 6 jam, sampai madinah malam hari. Kita sampai di hotel Fairuz Season, tapi ternyata kita sudah keduluan rombongan FT yang lainnya, yang lebih dulu datang ke hotel ini, jadi hotel full dan kita pindah hotel. Padahal hotel pertama kita sudah senang karena hotelnya lebih besar daripada hotel yang di Mekah. Hotel ke-2 yang kita datangi memang lebih dekat lokasinya dengan masjid nabawi tapi hotelnya lebih kecil, nama hotelnya Jawharal al Fairuz dekat dengan hotel Hilton. Hari ke-2 menginap disini air sempat mati jadi susah mau mandi atau MCK, untung saja lokasi masjid dekat dengan hotel jadi kalau perlu ke toilet tinggal jalan saja ke masjid numpang di toilet masjid.

Hotel tempat kami menginap di Madinah, hotel Jawharal al Fairuz lokasi di Ring 2 sangat dekat dengan masjid nabawi sekitar 200-300m.

 Ini kamar hotel di Madinah, ada yang isi 4 orang, 6 orang dan 8 orang.

Saat tiba di Madinah, saya sangat sedih karena ternyata saya datang bulan, saya memang tidak minum obat penunda haid karena takut ada efeknya. Dan setelah saya hitung-hitung seharusnya jadwal haid saya pas pulang dari umroh, ternyata ini maju beberapa hari, salah saya juga sih kemarin sebelum berangkat umroh berfikiran, kalau pun maju haidnya semoga pas di madinah aja yang penting di mekahnya sudah selesai umrohnya, eh kejadian deh haid pas di madinah. Doanya tanggung sih seharusnya saya berdoa Ya Allah haidnya pas pulang umroh saja hehehe. Padahal ternyata pahalanya besar juga loh kalau sholat di masjid nabawi. Jadi pahala sholat di masjidil haram (mekah) itu sebesar 100.000 sedangkan pahala sholat di masjid nabawi (madinah) itu sebesar 1.000 kali dari sholat biasanya. Jadi manfaatkanlah semaksimal mungkin ibadah kita, ketika sedang menjalankan ibadah haji atau umroh.

Baru hari pertama di Madinah saya sudah rindu sangat dengan suasana di Mekah, rindu ketika menjalankan ibadah umroh, rindu thowaf dan rindu sai. Sangat beda suasana di Mekah dan Madinah, jadi kalau di Mekah itu sepertinya kita sibuk ibadah terus hampir tidak ingat duniawi, sedangkan di Madinah suasananya lebih tenang dan damai karena hanya rutinitas sholat biasa.

 Pintu Masjid Nabawi, bagus ya.

Hari pertama di Madinah, teman sekamar ngajak ke Raudah, Raudah itu salah satu tempat mustajab, in sha Allah kalau doa disini dikabulkan, lebih baik lagi kalau bisa sholat di situ tapi sangat susah untuk bisa sholat disitu karena desak-desakan. Raudah itu di dalam masjid Nabawi. Tanda kita sudah berada di Raudah hanya ditandai dengan karpet berwarna hijau. Sebenarnya saat teman sekamar ngajak ke Raudah saya agak galau, antara boleh atau tidak ke masjid saat haid ? menurut teman sekamar boleh, saya tanya team leader saya katanya ga boleh, hayyaah...beda pendapat, keputusan ada di saya mau ambil pendapat yang mana, Bismillah akhirnya saya ikut teman ke Raudah.

Setelah teman sekamar sudah sholat subuh kita mulai antri masuk Raudah, antrinya ini duduk di dalam masjid yang sudah di pisah-pisah, kita masuk rombongan yang bertuliskan Melayu jadi orang Indonesia dan Malaysia antri disini. Ketika antri duduk entah kenapa saya menangis bercucuran air mata tiada henti, seperti ada perasaan berkecamuk karena akan melihat makam nabi, padahal saya justru ingin, saat melihat kabah saya ingin bisa menangis bercucuran, itu yang saya niatkan dari awal sebelum berangkat umroh, tapi entah mengapa saya justru tidak bisa menangis bercucuran saat di depan kabah tapi malah di masjid nabawi saya menangis tiada henti. Mungkin Allah tak mengizinkan saya menangis di depan kabah tapi saya di beri perasaan yang membuncah ini justru saat di madinah saat ingin bertemu makan nabi. Ada semacam kerinduan kepada rosul walaupun hanya ingin melihat makamnya saja.

Setelah antri sekitar 1 jam, kita boleh jalan ke bagian dalam masjid, ternyata di dalam kita masih duduk antri lagi, antri yang ke-2 ini sekitar 30 menit, setelah itu kita jalan lagi ke dalam ternyata antri lagi, antri yang ke-3 ini cukup lama sampai ada jamaah yang marah-marah tidak sabar, menurut askarnya yang bisa berbahasa melayu, sengaja di pisah untuk menjaga keamanan kita karena orang melayu kecil-kecil pasti nanti akan kalah desak-desakan dengan orang arab yang lebih besar-besar badannya. Setelah menunggu lama tibalah giliran kita menuju Raudah, di dalam Raudah ini ada makam Nabi dan sahabat-sahabatnya, setelah di izinkan giliran rombongan kita jalan masuk menuju Raudah, jamaah lain berlarian dan menjerit, mungkin jeritan kerinduan akan melihat makam nabi, tapi saya sih tidak sampai menjerit karena di dalam masjid tidak boleh teriak/menjerit ya...

 Di dalam Masjid Nabawi, saat antri masuk Raudah, bisa lolos bawa kamera dan hp ke dalam masjid, sebenarnya tidak boleh bawa, tapi askar yang periksa di depan pintu, periksanya sambil lalu saja, memang sebelumnya di kasih tau teman, simpan hp di bagian dlm tas, in sha Allah aman, di dalam kalau mau foto-foto jangan pakai flash, pernah di dalam ada yang ketahuan foto hanya dilarang foto saja tidak di ambil hp/kameranya.

Ternyata menuju Raudah kita desak-desakan, saya bertahan supaya tidak jatuh maklum badan saya mungil, sampai akhirnya ada yang mengingatkan kita, ibu itu udah karpet hijau, ibu sudah masuk Raudah, setelah saya lihat ke kaki oiya benar ternyata sudah menginjak karpet hijau, saking desak-desakan sampai tak terlihat batas warna karpetnya, akhirnya saya berdoa, tidak memungkinkan untuk bisa sholat disini, tapi ternyata teman sekamar saya memaksakan diri sholat disitu yang ada hampir terinjak-injak, sayapun sudah tak sanggup lagi menjaga teman saya agar tak terinjak, disitu saya mulai merasa ngeri takut terjatuh dan ke injak-injak, untung saja askar datang dan bilang " jalan...jalan...jangan sholat". Saya pikir kita sudah dapat giliran masuk menuju Raudah, di dalam Raudahnya sudah kosong ternyata masih penuh orang, ada yang sedang sholat di bagian paling depan, jadi untung-untungan saja bisa sholat di sini, berarti rombongan sebelumnya tidak gantian keluar semua. Saya pikir nunggu rombongan di dalam keluar semua, baru rombongan lainnya masuk. Setelah terdesak-desak, tau-tau kita sudah di pintu keluar Raudah, loh ? boro-boro bisa berdoa di depan makam nabi, tau-tau sudah keluar saja. Makam nabi itu dekat pintu keluar Raudah.

Tukang jualan langsung gelar dagangan selesai sholat, tapi kadang-kadang di usir oleh askar ga boleh jualan.

Selesai dari Raudah ternyata jam 10 pagi, sudah lewat jam makan, prasmanan sudah di rapihkan, oya tempat makan di hotel ini kecil, jadi menghindari tempat makan yang sempit dan prasmanan yang cepat tutup (kali ini bagian cateringnya tepat waktu, jadi apabila makan tidak sesuai jadwal langsung dirapihkan meja prasmanannya) saya dan jamaah lain bawa makan ke kamar dan makan di kamar, saya selalu mengambilkan jatah makan buat pak suami, karena suami selalu datang telat untuk makan karena pak suami biasanya selesai sholat selalu jalan-jalan mengeksplor masjid.

Oya saat makan di ruang makan saya sempat mendengar ada bapak-bapak masih muda cerita ke temannya, dia merasa aneh selesai sholat ada tempat yang ramai, dia tidak tahu itu tempat apa kok banyak orang disana, dari ciri-ciri yang dia ceritakan saya bisa menebak kalau itu Raudah, sayang sekali bapak tersebut tidak tahu kalau itu adalah Raudah salah satu tempat mustajab apabila berdoa akan dikabulkan. Itu lah gunanya bekali ilmu ketika akan berangkat umroh sehingga kita ga rugi sudah jauh-jauh ke sana tapi melewatkan hal-hal yang istimewa. Oya kalau buat laki-laki bisa ke Raudah kapan saja tapi kalau buat perempuan dibatasi, ada waktu-waktu tertentu kapan di bukanya Raudah buat perempuan, dan kalau di laki-laki tidak terlalu berdesakan Raudahnya ini menurut ceritak pak suami. Jadi Raudah itu satu tempat hanya dibatasi sebelah-sebelahan antara laki-laki dan perempuan.

 Halaman Masjid Nabawi

Lihat payungnya yang tertutup, kalau di Madinah masih suka dilarang-larang ambil foto kalau ketahuan askar, tidak sebebas di Mekah. Meskipun ambil fotonya di luar Masjid.


 Ini iconnya Madinah, kalau janjian sama teman biar ketemu ya di jam ini.

Ternyata panjang cerita Madinahnya....nyambung lagi ya di postingan berikutnya.




4 komentar:

  1. Askarnya galak-galak ya? berarti kalauberdoa harus spesifik ya, minta haid nanti saja kalau sudah pulang umroh supaya bisa ibadah

    BalasHapus
    Balasan
    1. askarnya galak kalau sudah waktu sholat aja sih...iya pelajaran kalau doa mintanya jangan tanggung2 deh hehe

      Hapus
  2. jadi ikutan terbawa suasana nih he he he

    BalasHapus
  3. ah ceritanya lengkap...suka sharingannya

    BalasHapus

maaf kalau saya belum sempat kunjungan balik