Seminggu ini di komplek lagi heboooh....gara2 pemberitaan flu singapur di mana-mana, (informasi tentang penyakitnya silahkan klik disini yah), selama seminggu ini komplek didatangi wartawan terus. Ihiks...sedihnya itu terpicu karena ulah bunda.
Jadi awalnya, bunda yg kebetulan ketua posyandu di komplek bersama seorang kader yg kebetulan mempunyai background kesehatan, mendapati sejumlah anak mengalami penyakit yg gejalanya sama, dan mencurigai kalau penyakit itu mengarah ke HFMD atau lebih dikenal juga dengan flu singapur, dan kebetulan juga ada yg sudah diperiksa ke dokter dan diagnosanya betul penyakit flu singapur, karena tahu kalau penyakit itu menular, maka kita berinisiatif membuat pamflet untuk mencegah penyebaran secara lanjut, dan melaporkannya ke pihak puskesmas.
Bunda laporan hari kamis tgl 9 april, sorenya ada kunjungan dari puskesmas, dan kesimpulannya "tidak perlu ada tindakan lanjut karena sudah ditangani oleh dokter". Pikir bunda, sudah selesailah tuh laporan bunda.
Hari senin siang, bunda dpt tlp dari tetangga yg kebetulan anaknya sempat terkena penyakit flu singapur, katanya banyak wartawan di rumahnya menanyakan soal flu singapur, waaa....?? bunda kaget dong...tau darimana..?? akhirnya bunda menuju lokasi, setelah sampai di lokasi....beneer aja.... banyak orang, ada dari dinkes dan puskesmas, juga sejumlah wartawan, pikir bunda cuma wartawan lokal kaya monitor depok atau radar depok...karena ga ada logo apa2. Tapi ternyata besoknya beritanya ada dimana-mana, ada di RCTI, (eiits...ada sarahnya tuh waa...bunda malah ga nyadar kalau sarah di shoot, maklum lah pan kita bukan artis, jadi ga sadar kamera hehe....tau gitu bunda minta ikutan tampil hihi..., kata teh azra, sarah jadi artis yah bunda? kekeke....)selain itu ternyata juga ada di SCTV, ANTV, Global TV, dan berbagai macam media massa Pikiran Rakyat, Republika, Warta Kota, Tempo, Detiknews
Dari pemberitaan2 yg terblow up tersebut dan tanpa adanya izin RT dan RW, akhirnya malam harinya diadakan rapat, dan katanya ini merupakan "pencemaran nama baik dan mengganggu privasi" hohoho....???? dan disepakati perwakilan RW akan menemui dinkes, mengapa sampai melibatkan wartawan. Asli deh tau respon warga kaya gitu bunda jadi takut angkat tlp karena ada yg komplen2 dan juga kena sindrom takut keluar rumah....hehe...lebay banget deeh...aah....ternyata baru deh ngerasain gimana rasanya jadi artis yg kena gosiip kekekek....sabaar...sabaar...
Hari kedua setelah pemberitaan katanya ada 3 wartawan yg datang, diantaranya dari Jaktv, besoknya datang lagi 2 wartawan tapi tidak diizinkan masuk oleh satpam komplek, besoknya datang lagi 3 wartawan diantaranya dari Metrotv. Dan keesokan harinya yg kebetulan juga ada jadwal posyandu, datang lagi wartawan dari SCTV datang dgn membawa mobil SCTV, akhirnya disetujui oleh RW untuk mengcover berita sebelumnya, bahwa anak2 di komplek sudah sehat dan tidak khawatir oleh penyakit tersebut. ini dia liputannya klik disini.
Fuuiiih....niat bunda dan teman2 kader sebenarnya baik, ga sangka kalau kejadiannya sampai heboooh seperti ini, biarlah kita kena imej jelek, tapi setelah terblow up-nya berita ini, justru bermunculan laporan2 dari tempat lain yg ternyata ada kasus flu singapur juga di tempatnya, seperti perumahan PK, KK, Beji dll..... yang akhirnya disimpulkan kalau ternyata di depok memang flu singapur sudah endemi. Biarlah ini menjadi Pe-Er buat dinkes untuk memberikan penyuluhan kapada warga2 di sekitar depok dan menenangkan masyarakat agar tidak panik akibat pemberitaan yg sudah terlanjur terblom up oleh para pencari berita.
Semoga ini menjadi pembelajaran buat bunda dan teman2 kader untuk lebih berhati-hati bila berurusan dengan puskesmas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
maaf kalau saya belum sempat kunjungan balik