Rabu, Agustus 26, 2015

Doa-doa yang Dikabulkan


Pulang dari umroh semangat ibadah tepat waktu masih terjaga, bahkan gairah keinginan untuk kembali ke sana masih kuat, saya melihat status team leader saya di BBM sepertinya enak sekali baru pulang antar jamaah umroh beberapa hari kemudian sudah berangkat lagi mengantar jamaah. Akhirnya saya tanya informasi ke Bunda Key koordinator umroh saya yang dahulu, menurut bunda key kalau berminat, kirim lamaran saja ke travel syaratnya hanya sudah pernah jadi jamaah First Travel. Tapi setelah diskusi sama suami, suami belum mengizinkan karena anak masih kecil-kecil, kalau sibuk jadi team leader nanti pasti sering meninggalkan anak, ok jadi saya urungkan niat tersebut.

Satu bulan setelah umroh, ketika saya dan anak-anak semuanya terkena cacar, yah gara-gara di sekolah sarah temannya sakit cacar, akhirnya menularkan teman yang lain dan sarah pun tertular, dan akhirnya sarah juga menularkan semua anggota keluarga, kecuali abah karena pak suami sebelumnya sudah pernah terkena cacar waktu kecil. Di saat sedang menderita cacar yang lumayan banyak cacarnya full seluruh badan, sampai sekarang pun sudah 6 bulan bekas bercak cacarnya di badan belum hilang, di saat menderita seperti itu ada pesan masuk di hp, pesan yang sangat menggembirakan saya, pesan dari bunda key, bunda key menawarkan kalau minat jadi team leader, masukkan lamarannya lewat dia saja, in sha Allah berangkat tahun 2016 membawa jamaah dia, Subhanallah seperti angin segar ketika saya sedang menderita sakit cacar dapat berita itu, tapi lagi-lagi saya harus memupuskan keinginan itu...karena alasan anak tersebut, masih kecil kasihan kalau di tinggal-tinggal, dan lagi pula saya berfikir kembali kira-kira saya mampu kah mengurus membawa jamaah 45 orang? pastinya tanggung jawab yang berat juga. Akhirnya dengan berat hati saya menolak tawaran tersebut, tapi bunda key masih memberi kesempatan kalau saya berubah pikiran atau kalau nanti anak sudah besar dan bisa di tinggal. Adanya tawaran ini saya jadi berfikir, ini seperti doa saya saat umroh yang di kabulkan, karena saya berdoa untuk bisa berkunjung berkali-kali ke Mekah, Ka'bah.

Dua bulan setelah umroh, pak suami terkena pengurangan karyawan di kantornya, karena kantor suami sedang kekurangan dana, salah satunya ya harus mengurangi karyawan, sekitar 40 karyawan di rumahkan dan termasuk pak suami, kantor suami adalah LSM internasional bagian penelitian hutan, dana yang di dapat hanya mengandalkan donatur, nah sekarang memang sedang melemah pasar/perekonomian jadi kantor suami kehilangan donatur. Tapi Alhamdulillah suami cukup bersyukur karena pesangonnya sangat layak buat suami, yang sebelumnya sebagai manager IT. Dengan uang pesangon tersebut saya dan suami alhamdulillah bisa mendaftar haji plus. Ini mungkin juga salah satu doa kita yang dikabulkan Allah, doa kita saat umroh kemarin sudah langsung diijabah Allah ga pakai lama, kami berdoa supaya bisa daftar haji, ternyata Allah mengabulkan doa kami lewat cara yang ga kita duga, mungkin kalau dilihat sisi lain suami saya di PHK, tapi kalau lihat sisi positifnya, alhamdulillah dengan di phk kita jadi bisa daftar haji, bukankah ini doa yang kita panjatkan saat umroh kemarin? Jadi saya dan suami berfikiran positif, ini mungkin cara Allah mengabulkan doa kami, Allah punya cara yang ga kita duga, dan kita yakin ke depannya Allah pasti memberikan yang lebih baik lagi untuk keluarga kita, aamiin.

 Hijr Ismail salah satu tempat doa yang di mustajab

Saya semakin yakin kalau doa di depan Kabah tentunya doa-doa di tempat yang mustajab, pasti dikabulkan dan ga pakai lama, jadi janji Allah itu pasti. Saya jadi ingat ketika ibu saya umroh, saya titip doanya agar bisa setir mobil, berani bawa mobil, karena sudah 5 th saya belajar stir mobil tapi belum bisa-bisa karena tidak berani. Dan hanya 2 bulan setelah ibu saya pulang umroh, saya sudah bisa setir mobil, padahal sebelumnya 5 tahun saya belajar tapi tidak berani bawa mobil sendiri ke jalan raya. Saya yakin ini pasti berkat doa ibu saya sewaktu umroh.

Ada cerita juga, Bunda Nay blogger angkatan lama yang sekarang tinggal di Batam, dia titip doa saat ibunya berangkat umroh untuk bisa dapat anak lagi, karena 2 anak sebelumnya susah dia dapatkan, harus melalui program dokter dulu, dan sekarang? dia sedang hamil, hamilnya pun mudah ga harus lewat program dokter, dan dia hamil setelah 1 bulan ibunya umroh.

Nah dari kejadian-kejadian tersebut, setiap teman/tetangga yang berangkat umroh/haji saya pasti titip doa agar suami cepat dapat kerja kembali. Karena saya yakin berdoa di depan kabah dan di tempat-tempat yang mustajab, in sha Allah dikabulkan.

Selasa, Agustus 25, 2015

Umroh Januari 2015 Part 4 ( Madinah Hari Ke-2 City Tour)

Hari ke-2 di madinah kita city tour ke masjid quba, ke kebun kurma, ke bukit syuhada, masjid kiblatain dan ke jabal magnet. Kalau jabal magnet sebenarnya tidak ada dalam program city tour tapi karena permintaan seluruh jamaah akhirnya kita ke sana dan membayar patungan masing-masing 10 real seorang. Jabal magnet itu daerah berbukit yang kalau bis melewati situ ga perlu injak gas tapi mobilnya bisa jalan sendiri, menurut cerita muthowif kami katanya dulu daerah situ adalah daerah jin-jin, ga tau kebenarannya yah hehe.

Berikut foto-foto saat city tour :

 Bukit syuhada, di bukit inilah nabi bertempur, kebayang medannya
yang sulit seperti itu.

Masjid Kuba,
 sebaiknya kalau mau ke masjid kuba sudah dalam keadaan berwudhu dari hotel karena pahala wudhunya sama saja dengan sholat sunnah.


Di sekitar masjid kuba ada yang jual kurma muda yang dibekuin di frezeer, murah sekilo harganya 10 real, saya beli setengah kilo saja karena hanya untuk mencicipi saja, karena menurut muthowif kami ini tidak awet kalau di bawa pulang. Suami doyan sekali rasanya sepet-sepet manis.

 Kebun kurma
pohon kurma bukannya tinggi ya? di kebun ini kok pohonnya pendek-pendek ya? dan karena ke sini nya pas musim dingin jadi tidak ada buah kurmanya di pohon.

Kata orang di kebun kurma mahal-mahal, kata saya tergantung barang ya...karena untuk kurma kan ada grade-grade nya, mahal kalau grade yang paling bagus. Saya beli kurma kardusan yg agak lembek/empuk termasuk kurma basah, sudah cicipin testernya ternyata enak...langsung beli 3 kardus harganya murah cuma 20 real sekardusnya. kardusnya seperti yang di foto atas tersebut. Sampai sekarang masih kebayang-bayang enaknya.

Ini bukit yang ada tulisan lafal Allah nya, disini ada yang jual minyak zaitun botolan harga 10 real, kata muthowif minyaknya zaitun asli dan murah. Disarankan beli aja disini.

Di bukit ini sambil bisnya antri menuju jabal magnet.

Rasanya saat menuju jabal magnet, saya biasa aja hahaha...yang membuktikan teman-teman yang penasaran, mereka berjalan ke depan supir, melihat pak supir,  benar ga injak gas...katanya sih benar pak supir ga injak gas tapi mobil berjalan kencang.

Malam harinya saya janjian sama teman kuliah dulu di Lampung, kebetulan kita sama-sama sedang umroh, dan sama-sama sedang di madinah, akhirnya kita janjian ketemu di Masjid Nabawi, Alhamdulillah ga di sangka bisa ketemuan di sana. Dan ternyata teman saya ini bernasib sama ternyata dia sedang datang bulan juga, padahal dia sudah minum obat penunda haid. Malah lebih beruntung saya sudah sempat melaksanakan ibadah umroh di mekah, teman saya ini datangnya ke madinah dulu, baru menuju mekah, ternyata dia dapat haid di madinah, jadi dia sama sekali tidak bisa melaksanakan umroh di mekah. Tapi teman saya ini bercerita, saat dia kebingungan mencari obat penunda haid di apotik sana, dia bertemu seorang kyai yang kebetulan membawa jamaah umroh juga, pak kyai itu menghibur teman saya dan mengatakan "kalau dapat haid saat umroh, itu berarti pahala kita sudah dicukupkan oleh Allah, artinya kita tetap mendapatkan pahala meski kita tak melaksanakan ibadah umrohnya, karena alasan haid. Jadi ga perlu sedih" Mmm...benar atau tidaknya kata-kata itu saya tidak tahu, tapi kata-kata itu cukup menghibur dikala kita sedang sedih ga bisa maksimal ibadah di saat umroh. Bayangkan saja sudah jauh-jauh berniat mau umroh eh saat waktunya malah kita haid, pasti sedih sekali, dan dengar kata-kata itu ternyata cukup menghibur kita.

Teh Yuli, teman kuliah di lampung.

Hari ke-3 di Madinah acara bebas, karena sorenya kita sudah berangkat pulang menuju bandara jeddah. Acara bebas ini saya manfaatkan untuk belanja oleh-oleh, saya hanya belanja di sekitaran masjid Nabawi saja. Tadinya saya hanya membawa uang buat oleh-oleh 2jt karena niatnya mau ibadah aja ga mau banyak belanja, ternyata uang 2jt tersebut sudah habis di mekah, untuk beli 4 alquran, 2 buat wakaf ke masjid dan 2 untuk oleh-oleh pulang, buat bayar damn suami, buat beli 3 gamis anak-anak, dan ngeborong roti croissant. Akhirnya suami tukar uang lagi di money changer madinah ternyata nilai tukarnya lebih mahal di madinah daripada mekah, kebetulan teman sekamar sempat tukar uang saat di mekah. Jadi saat di mekah 1 real senilai 3400 rupiah, sedangkan di madinah 1 real senilai 3500 rupiah. Sebenarnya nilai tukarnya sama saja dengan saya bawa dari Jakarta, di money changer Jakarta/Depok sekitar 3400-3500 rupiah, tapi banyak yang kosong karena memang musim umroh, jadi kemarin saya dapat realnya malah di toko oleh-oleh haji kebetulan bisa tukar real juga harganya lumayan murah 1 real senilai 3300 rupiah.

Di madinah saya membeli kurma 3 dus, kurma azwa yang seharga 50 real/kg, beli pashmina aja yang banyak buat dibagi-bagikan ke saudara dan tetangga karena saya keluarga besar, harga pashmina rata-rata 10 real pashmina yang di kemas plastik, tapi ada juga harga yang 5 real, tapi untung-untungan ada yang bagus atau enggak kalau yang harga 5 real dan tidak di kemas plastik pasminanya. Saya juga beli handbody karena suka sama tempatnya yg unik. Oya kalau belanja di toko-toko walaupun sudah di tempel label harganya itu masih bisa di tawar, jangan takut kendala bahasa karena mereka fasih bahasa Indonesia, bahkan saya dipanggil syahrini hahaha...asal tahu kita dari Indonesia pasti dipanggil syahrini hadeuuh...oya hati-hati dengan pedagang arab laki-laki, suka genit-genit, saya waktu nawar harga, mereka menyerahkan barang yang saya beli sambil pegang tangan saya dan bilang halal..halal...maksudnya bukan pegangan tangannya yang halal, maksudnya harga yang saya tawar dia setuju jadi bilang halal...kalau pegang tangannya jelas-jelas dia cari kesempatan aja, padahal saya sudah berusaha ga dandan, karena sebelum berangkat umroh sudah diingatkan teman-teman yang sudah pernah umroh, jangan dandan cantik-cantik karena pria arab genit-genit. Padahal saya di antar suami belanjanya tapi suami sibuk skype sama anak-anak di rumah, jadi tidak memperhatikan saya belanja. Yah total 5jt habis buat belanja oleh-oleh di mekah dan madinah.

Sorenya packing barang, alhamdulillah semua oleh-oleh bisa masuk koper kebetulan koper yang dapat dari FT sangat besar dan dari rumah juga saya dan suami cukup sedikit membawa baju, jadi masih banyak ruang buat simpan oleh-oleh.

 Berfoto dengan teman sekamar.

Berangkat menuju Jeddah perjalanan sekitar 6 jam, menjelang magrib kita istirahat sholat di masjid terapung, sayang ga bisa lihat keindahan laut merah karena sudah gelap. Masjid terapung ini ada di lokasi Laut Merah. Setelah itu kita masih di ajak mampir ke toko ali murah, disini saya membeli parfum kecil yang batangan seharga 10 real dapat 3 biji, disini beli tasbih kecil, harga barang-barang lainnya mahal-mahal, namanya saja ali murah hehehe.

Agak lama saat nunggu cek in di jeddah, ruang tunggunya tidak ada kursi jadi kita duduk melantai, bandara jeddah ini sangat kecil semoga ke depannya diperluas biar bisa menampung jamaah-jamaah haji dan umroh. oya ternyata di jeddah tidak ada larangan membawa air ke pesawat, karena banyak teman-teman yang bawa air di botol mineral bebas-bebas aja dibawa, wah tau kaya gitu bisa bawa air zam-zam di botolin hahaha...karena mulai tahun ini jatah air zam-zam dikurangin, biasanya tiap jamaah di oleh-olehin air zam-zam 10 liter, mulai tahun ini hanya dapat 5 liter, katanya peraturan baru dari pemerintah Arab Saudinya.


Alhamdulillah kita pulang ke rumah dalam keadaan sehat, dulu ortu dan kakak-kakak pulang umroh pada batuk bangkong, kita enggak, hanya kedinginan aja di Madinah untung sudah persiapan bawa jaket, karena memang Desember-Januari mekah madinah lagi musim dingin. Orang lain ada yang sampai mimisan pas di madinah, Alhamdulillah saya masih diberi sehat, hanya suami saja yang bibirnya kering sampai berdarah, karena telat ga dipakein pelembab bibir/madu.

Alhamdulillah selesai sudah cerita umrohnya dengan menggunakan First Travel, sangat memuaskan dengan harga 12,5jt tapi pelayanan maksimal, yang terpenting adalah hotel sangat dekat masjid jadi ibadah pun bisa maksimal, terima kasih sekali buat Vera yang sudah mengenalkan dengan FT dan makasih juga buat bunda key yang sudah jadi koordinator memudahkan kita dalam mengurus surat-surat perjalanan umroh ini. Semoga lain kesempatan bisa kembali berangkat dengan FT aamiin.












Jumat, Agustus 21, 2015

Umroh Januari 2015 Part 3 (Madinah Hari Pertama)

Hari ke-5 di Mekkah, sore hari kita berangkat ke Madinah perjalanan sekitar 6 jam, sampai madinah malam hari. Kita sampai di hotel Fairuz Season, tapi ternyata kita sudah keduluan rombongan FT yang lainnya, yang lebih dulu datang ke hotel ini, jadi hotel full dan kita pindah hotel. Padahal hotel pertama kita sudah senang karena hotelnya lebih besar daripada hotel yang di Mekah. Hotel ke-2 yang kita datangi memang lebih dekat lokasinya dengan masjid nabawi tapi hotelnya lebih kecil, nama hotelnya Jawharal al Fairuz dekat dengan hotel Hilton. Hari ke-2 menginap disini air sempat mati jadi susah mau mandi atau MCK, untung saja lokasi masjid dekat dengan hotel jadi kalau perlu ke toilet tinggal jalan saja ke masjid numpang di toilet masjid.

Hotel tempat kami menginap di Madinah, hotel Jawharal al Fairuz lokasi di Ring 2 sangat dekat dengan masjid nabawi sekitar 200-300m.

 Ini kamar hotel di Madinah, ada yang isi 4 orang, 6 orang dan 8 orang.

Saat tiba di Madinah, saya sangat sedih karena ternyata saya datang bulan, saya memang tidak minum obat penunda haid karena takut ada efeknya. Dan setelah saya hitung-hitung seharusnya jadwal haid saya pas pulang dari umroh, ternyata ini maju beberapa hari, salah saya juga sih kemarin sebelum berangkat umroh berfikiran, kalau pun maju haidnya semoga pas di madinah aja yang penting di mekahnya sudah selesai umrohnya, eh kejadian deh haid pas di madinah. Doanya tanggung sih seharusnya saya berdoa Ya Allah haidnya pas pulang umroh saja hehehe. Padahal ternyata pahalanya besar juga loh kalau sholat di masjid nabawi. Jadi pahala sholat di masjidil haram (mekah) itu sebesar 100.000 sedangkan pahala sholat di masjid nabawi (madinah) itu sebesar 1.000 kali dari sholat biasanya. Jadi manfaatkanlah semaksimal mungkin ibadah kita, ketika sedang menjalankan ibadah haji atau umroh.

Baru hari pertama di Madinah saya sudah rindu sangat dengan suasana di Mekah, rindu ketika menjalankan ibadah umroh, rindu thowaf dan rindu sai. Sangat beda suasana di Mekah dan Madinah, jadi kalau di Mekah itu sepertinya kita sibuk ibadah terus hampir tidak ingat duniawi, sedangkan di Madinah suasananya lebih tenang dan damai karena hanya rutinitas sholat biasa.

 Pintu Masjid Nabawi, bagus ya.

Hari pertama di Madinah, teman sekamar ngajak ke Raudah, Raudah itu salah satu tempat mustajab, in sha Allah kalau doa disini dikabulkan, lebih baik lagi kalau bisa sholat di situ tapi sangat susah untuk bisa sholat disitu karena desak-desakan. Raudah itu di dalam masjid Nabawi. Tanda kita sudah berada di Raudah hanya ditandai dengan karpet berwarna hijau. Sebenarnya saat teman sekamar ngajak ke Raudah saya agak galau, antara boleh atau tidak ke masjid saat haid ? menurut teman sekamar boleh, saya tanya team leader saya katanya ga boleh, hayyaah...beda pendapat, keputusan ada di saya mau ambil pendapat yang mana, Bismillah akhirnya saya ikut teman ke Raudah.

Setelah teman sekamar sudah sholat subuh kita mulai antri masuk Raudah, antrinya ini duduk di dalam masjid yang sudah di pisah-pisah, kita masuk rombongan yang bertuliskan Melayu jadi orang Indonesia dan Malaysia antri disini. Ketika antri duduk entah kenapa saya menangis bercucuran air mata tiada henti, seperti ada perasaan berkecamuk karena akan melihat makam nabi, padahal saya justru ingin, saat melihat kabah saya ingin bisa menangis bercucuran, itu yang saya niatkan dari awal sebelum berangkat umroh, tapi entah mengapa saya justru tidak bisa menangis bercucuran saat di depan kabah tapi malah di masjid nabawi saya menangis tiada henti. Mungkin Allah tak mengizinkan saya menangis di depan kabah tapi saya di beri perasaan yang membuncah ini justru saat di madinah saat ingin bertemu makan nabi. Ada semacam kerinduan kepada rosul walaupun hanya ingin melihat makamnya saja.

Setelah antri sekitar 1 jam, kita boleh jalan ke bagian dalam masjid, ternyata di dalam kita masih duduk antri lagi, antri yang ke-2 ini sekitar 30 menit, setelah itu kita jalan lagi ke dalam ternyata antri lagi, antri yang ke-3 ini cukup lama sampai ada jamaah yang marah-marah tidak sabar, menurut askarnya yang bisa berbahasa melayu, sengaja di pisah untuk menjaga keamanan kita karena orang melayu kecil-kecil pasti nanti akan kalah desak-desakan dengan orang arab yang lebih besar-besar badannya. Setelah menunggu lama tibalah giliran kita menuju Raudah, di dalam Raudah ini ada makam Nabi dan sahabat-sahabatnya, setelah di izinkan giliran rombongan kita jalan masuk menuju Raudah, jamaah lain berlarian dan menjerit, mungkin jeritan kerinduan akan melihat makam nabi, tapi saya sih tidak sampai menjerit karena di dalam masjid tidak boleh teriak/menjerit ya...

 Di dalam Masjid Nabawi, saat antri masuk Raudah, bisa lolos bawa kamera dan hp ke dalam masjid, sebenarnya tidak boleh bawa, tapi askar yang periksa di depan pintu, periksanya sambil lalu saja, memang sebelumnya di kasih tau teman, simpan hp di bagian dlm tas, in sha Allah aman, di dalam kalau mau foto-foto jangan pakai flash, pernah di dalam ada yang ketahuan foto hanya dilarang foto saja tidak di ambil hp/kameranya.

Ternyata menuju Raudah kita desak-desakan, saya bertahan supaya tidak jatuh maklum badan saya mungil, sampai akhirnya ada yang mengingatkan kita, ibu itu udah karpet hijau, ibu sudah masuk Raudah, setelah saya lihat ke kaki oiya benar ternyata sudah menginjak karpet hijau, saking desak-desakan sampai tak terlihat batas warna karpetnya, akhirnya saya berdoa, tidak memungkinkan untuk bisa sholat disini, tapi ternyata teman sekamar saya memaksakan diri sholat disitu yang ada hampir terinjak-injak, sayapun sudah tak sanggup lagi menjaga teman saya agar tak terinjak, disitu saya mulai merasa ngeri takut terjatuh dan ke injak-injak, untung saja askar datang dan bilang " jalan...jalan...jangan sholat". Saya pikir kita sudah dapat giliran masuk menuju Raudah, di dalam Raudahnya sudah kosong ternyata masih penuh orang, ada yang sedang sholat di bagian paling depan, jadi untung-untungan saja bisa sholat di sini, berarti rombongan sebelumnya tidak gantian keluar semua. Saya pikir nunggu rombongan di dalam keluar semua, baru rombongan lainnya masuk. Setelah terdesak-desak, tau-tau kita sudah di pintu keluar Raudah, loh ? boro-boro bisa berdoa di depan makam nabi, tau-tau sudah keluar saja. Makam nabi itu dekat pintu keluar Raudah.

Tukang jualan langsung gelar dagangan selesai sholat, tapi kadang-kadang di usir oleh askar ga boleh jualan.

Selesai dari Raudah ternyata jam 10 pagi, sudah lewat jam makan, prasmanan sudah di rapihkan, oya tempat makan di hotel ini kecil, jadi menghindari tempat makan yang sempit dan prasmanan yang cepat tutup (kali ini bagian cateringnya tepat waktu, jadi apabila makan tidak sesuai jadwal langsung dirapihkan meja prasmanannya) saya dan jamaah lain bawa makan ke kamar dan makan di kamar, saya selalu mengambilkan jatah makan buat pak suami, karena suami selalu datang telat untuk makan karena pak suami biasanya selesai sholat selalu jalan-jalan mengeksplor masjid.

Oya saat makan di ruang makan saya sempat mendengar ada bapak-bapak masih muda cerita ke temannya, dia merasa aneh selesai sholat ada tempat yang ramai, dia tidak tahu itu tempat apa kok banyak orang disana, dari ciri-ciri yang dia ceritakan saya bisa menebak kalau itu Raudah, sayang sekali bapak tersebut tidak tahu kalau itu adalah Raudah salah satu tempat mustajab apabila berdoa akan dikabulkan. Itu lah gunanya bekali ilmu ketika akan berangkat umroh sehingga kita ga rugi sudah jauh-jauh ke sana tapi melewatkan hal-hal yang istimewa. Oya kalau buat laki-laki bisa ke Raudah kapan saja tapi kalau buat perempuan dibatasi, ada waktu-waktu tertentu kapan di bukanya Raudah buat perempuan, dan kalau di laki-laki tidak terlalu berdesakan Raudahnya ini menurut ceritak pak suami. Jadi Raudah itu satu tempat hanya dibatasi sebelah-sebelahan antara laki-laki dan perempuan.

 Halaman Masjid Nabawi

Lihat payungnya yang tertutup, kalau di Madinah masih suka dilarang-larang ambil foto kalau ketahuan askar, tidak sebebas di Mekah. Meskipun ambil fotonya di luar Masjid.


 Ini iconnya Madinah, kalau janjian sama teman biar ketemu ya di jam ini.

Ternyata panjang cerita Madinahnya....nyambung lagi ya di postingan berikutnya.




Rabu, Agustus 19, 2015

Umroh Januari 2015 Part 2 (Mekah)

Alhamdulillah waktu yang dinantikan pun tiba, tanggal 9 Januari malam saya dan suami berangkat ke bandara, kita naik pesawat Qatar berangkat subuh tapi jam 11 sudah harus sampai bandara. Sebelum berangkat ke bandara, kita sudah mandi bersih dulu tanpa memakai sabun dan sampho, juga tanpa bermake up, kenapa? karena syarat sahnya umroh tanpa memakai wangi-wangian, kita juga menyempatkan sholat sunnah safar yaitu sholat di saat mau berpergian umroh atau haji, sesampainya di bandara jamaah kumpul di ruang tunggu Blue Sky Lounge, kali ini vera ngiri karena dia yang bayar puluhan juta pakai travel lain tapi nunggu di bandaranya di pinggir jalan. Di Blue Sky Lounge sudah disediakan makanan dan cemilan prasmanan. Wew tempatnya mewah kita sungguh beruntung  dengan biaya 12,5jt pelayanannya wah.


Blue Sky Lounge


Setelah menunggu jamaah lain dan mendengarkan informasi-nformasi dari pihak First Travel, bis pun datang mengantar kita menuju terminal 1b dan 1c. Rombongan kami terdiri dari 45 jamaah dengan 1 team leader dari First Travel yang akan mengurus kita selama perjalanan umroh.

Makanan saat di pesawat

 Saat transit di Doha

Pesawat transit di Doha, saat antri turun dari pesawat, saya sangat terkejut ketika melewati kursi-kursi bagian depan ternyata sampah berserakan di lantai, kotornya udah kaya pasar aja, gak akan menyangka kalau itu di dalam pesawat. Saya malu, karena tau pasti itu rombongan kami orang-orang Indonesia, hadeuuh emang ya orang Indonesia suka bikin malu aja kalau di negeri orang.




Di doha semua jamaah laki-laki mulai ganti baju pakai baju ihrom, jamaah perempuan sebenarnya tidak perlu mengganti baju lagi kalau pakaiannya sudah memenuhi syarat menutup aurat, karena tidak ada keharusan harus memakai baju putih tapi sepertinya tidak afdol ya kalau tidak pakai baju muslim putih akhirnya semua jamaah perempuan pun mengganti baju pakai baju muslim putih. Di Doha kita sudah memakai baju ihrom karena nanti di saat melanjutkan perjalanan di atas pesawat menuju Jeddah kita akan melewati miqot yaitu batas di mulainya ibadah umroh, saat melewati miqot inilah kita sudah mulai berniat umroh.

Sampai di Jeddah, imigrasinya dipisah antara laki-laki dan perempuan, rombongan jamaah perempuan alhamdulillah lancar, meski ada yang sempat menyelak antrian, yaitu rombongan perempuan berwajah timur tengah yang badannya besar-besar, untung saja petugas imigrasinya yang juga perempuan, ngerti dan baik, rombongan perempuan berwajah arab yang menyelak antrian itu disuruh ngulang antri lagi dari belakang. Pas giliran saya, petugasnya memuji lihat paspor saya, karena foto saya di paspor memakai jilbab yang disematkan bros bentuk bunga, dia pun menunjukkan paspor saya ke teman/petugas yang disebelahnya, hehehe saya senyum-senyum saja....dalam hati biasaa aja keuleuus qiqiqi....mungkin disini biasa aja tapi ternyata bagi mereka itu unik. Rombongan jamaah laki-laki lumayan lama proses imigrasinya, kita sampai menunggu 1 jam di bis, setelah semua jamaah lengkap, bis kita berangkat menuju Mekah, perjalanan Jeddah ke Mekah sekitar 6 jam. Di bis sudah ada muthowif pembimbing kita selama umroh, muthowifnya orang Indonesia yang tinggal di Mekah. Selama perjalanan kita bertalbiyah Labaik Allohumma Labaik dst. Kita sampai di Mekah pukul 9 malam. Setelah urusan kamar selesai kita bersama-sama menuju masjidil haram untuk memulai umroh pertama.

 Menunggu Cek in hotel


 
Kamar kami, sekamar 4 orang

 


 Hotel di Mekah, Zwar Al Bait ternyata memang cukup dekat dengan masjidil haram sekitar 300-500m.

Umroh pertama masih di bimbing dengan muthowifnya, pas mau masuk masjidil haram kita dikasih pengarahan, kalau terpisah dari rombongan saat thawaf, biar saja lanjut tidak usah cari-cari teman, karena kalau thawaf tengok-tengok ke belakang cari teman menurut muthowifnya batal/tidak sah umrohnya. Dan saat thowaf tidak boleh sentuh-sentuh apapun, misalnya kain penutup kabah, karena kain itu wangi sedangkan saat umroh kita dilarang menggunakan yang wangi-wangian. Saya pun fokus untuk umroh pertama ini harus ibadah dulu yang didahulukan, besok-besok barulah untuk foto-foto, setelah diberi pengarahan kita baca doa masuk Masjidil Haram. Kita masuk dari pintu gate 95 gate of king Abdul Aziz yang bersebelahan dengan eskalator. Di depan pintu gate sudah disediakan plastik buat menyimpan sendal/sepatu.



 Masjidil Haram

Saat pertamakali melihat kabah kita berdoa, selanjutnya thowaf, ternyata walaupun malam hari tetap penuh yang thowaf, thowaf adalah mengelilingi kabah selama 7x. Ada doa-doa khusus saat thowaf, doa yang paling dikabulkan yaitu dari rukun yamani sampai pintu kabah, sholat dan doa di hijr ismail, hijr ismail ini dulunya adalah bagian dari kabah, tapi kemudian kabahnya diperkecil karena renovasi, jadi sholat di hijr ismail sama saja sholat di dalam kabah. sangat penting mengetahui tentang ibadah umroh, karena jangan sampai kita umroh tanpa bekal ilmunya sehingga akan rugi sudah jauh-jauh kesana tidak memanfaatkan keistimewaan-keistimewaan di sana.

 Subhanallah akhirnya melihat ka'bah secara langsung.
Hijr Ismail

Benar saja saat thowaf kita terpisah dari rombongan, jadi saya hanya dengan suami saja, selesai thowaf kita sai yaitu jalan bolak balik menuju bukit sofa dan marwa selama 7x sebelum sai kita membaca doa di bukit sofa dengan menghadap kabah, saat sai akhirnya kita bertemu beberapa rombongan, selesai sai kita tahalul dengan mencukur sedikit rambut. Setelah mencukur rambut, sudah selesai ibadah umroh kita, saat itu kita selesai umroh pukul 1 malam. Alhamdulillah hotel kita dekat dengan menara jam masjidil haram jadi tidak akan nyasar-nyasar mencari hotel.

 Suasana Sai, tengah malam tetap penuh.

 Yang lampu hijau ini tanda berlari-lari kecil.

 
Bukit Shofa


Air zam-zam banyak tersedia


 Menara jam

Sampai hotel langsung istirahat, menjelang subuh janjian dengan teman sekamar akan sholat di masjidil haram, tapi kita sudah kesana minimal 1 jam sebelumnya karena kalau telat dikit tidak kebagian tempat. Selesai sholat subuh saya langsung kembali ke hotel, mau sarapan, tapi teman sekamar mau langsung menunggu dhuha di masjid. Dalam perjalanan pulang saya melihat jamaah yang memakai slayer hijau Frist Travel, saya rencana pulang bareng ke hotel eh ternyata hotel mereka berbeda, mereka menginap di hotel saraya, wow ternyata banyak rombongan FT, karena di hotel kami aja ada sekitar 3 rombongan, dan menurut mereka yang di saraya ada sekitar 6-7 rombongan, menurut mereka FT tiap hari memberangkatkan rombongan dan dalam 1 hari bisa 2 atau 3 rombongan yang berangkat tapi berbeda jam terbangnya. Oya setiap selesai sholat subuh sepanjang jalan banyak para pedagang.

Selesai sarapan, saya janjian dengan suami untuk thowaf, ternyata bisa hanya thowaf saja saya pikir thowaf harus sepaket dengan sai dan tahalul, ternyata thowaf saja juga bisa, thowaf sama dgn sholat sunnah. Alhamdulillah selesai thowaf saya dan suami bisa sholat dan doa di hijr ismail, itupun harus gantian sholatnya, saat saya sholat suami jagain saya karena tempatnya desak-desakan kalau tidak ada yang jagain khawatir pas kita sujud terinjak-injak.

 Masjid Hudaibiyah

Selama di Mekah FT menyediakan fasilitas bisa 3x umroh, karena besoknya kita di ajak ke Masjid Ubaidilah, di masjid inilah kita bisa mulai berniat umroh, karena untuk niat umroh kita harus keluar kota mekah dulu, baru masuk lagi ke Kota Mekah. Hari ke-3 kitapun di ajak keluar kota mekah juga untuk niat umroh yang ke-3 yaitu ke Masjid Zaronah. Suami alhamdulillah bisa 3x umroh, saya hanya dapat 2x umroh. Setiap kali selesai umroh pasti saya mengalami pegal-pegal kaki, oleh karena itu sudah dipersiapkan obat-obatan dari rumah, tapi yang ajaibnya setiap kali bangun pagi keesokan harinya badan kembali segar hilang rasa pegal-pegal yang kemarin dirasa.

 Bis yang mengantar kita city tour

 Jabal Rahman tampak depan

 Tidak bisa naik ke atas jabal rahman karena bisnya kebagian parkir di belakang jabal rahman, kalau lewat belakang jalan ke atasnya sangat terjal, daripada resiko jatuh lebih baik tidak memaksakan ke atas.

Selama di mekah kita city tour keliling kota mekah, ke tempat-tempat ibadah haji dilaksanakan, seperti Mina, Padang Arafah, tapi kita hanya melewati saja tidak turun dari bis, kita hanya turun di Jabal Rahman dan Jabal Tsur. Hari ke-4 kita thawaf wada yaitu thawaf perpisahan, kalau sudah thawaf wada katanya ga boleh menengok lagi ke belakang. Selesai thowaf wada kita siap-siap cek out hotel menuju Madinah. Oya saat sholat di masjidil haram saya berbincang-bincang dengan orang lampung, dia pertama ke madinah dulu, menurut pengakuannya di madinah lebih dingin dia sampai mimisan. Memang saat itu di mekah cuaca sedang dingin, sangat enak untuk ibadah umroh.

Tenda-tenda yang digunakan saat haji, di padang arafah


Terowongan Mina


Rumah yang dipercaya memegang kunci kabah dari zaman rosul sampai sekarang

Dari masjidil haram menuju hotel

Kebayang ga gimana cara ngebangun gedungnya dengan mengikis tebing batu seperti itu. 

Suasana renovasi komplek masjidil haram


City tour 

Ini teman umroh yang langsung akrab sama pasangan ini, namanya pak nanang tukang guyon. Saat pulang umroh ke-2 pak nanang ini jalannya sudah diseret2 tapi hebat semangatnya, besoknya masih ikut umroh lagi yang ke-3.

Ini kenangan dari bapak orang madura yang melayani kami makan, kelihatannya galak suka ngomel terus tapi dia berbaik hati masih melayani makan meski kami suka datang lewat dari jam makan. Karena para jamaah sibuk ibadah terkadang telat makan, datang ke hotel sudah diluar jam makan yang di jadwalkan, tapi alhamdulillah meja prasmanan masih belum di rapihkan. Oya kita makan sehari 3x makanan Indonesia plus minuman dan buah-buahan.


Alhamdulillah selama umroh semua berjalan lancar, semua tempat mustajab alhamdulillah bisa saya lakukan, kecuali mencium hajar aswad, tapi saya memang sejak awal tidak berniat untuk mencium hajar aswad. Ada kejadian teman sekamar, saat umroh pertama, saat thowaf diajak orang ditawari mencium hajar aswad, teman sekamar mau aja di ajak dan benar dia berhasil mencium hajar aswad tapi ternyata sesudahnya dia di suruh bayar 100 real. Nah karena sudah mencium hajar aswad dia pun ketinggalan rombongan dan umrohnya tidak selesai, karena sudah terlalu malam dia tidak berani melanjutkan sai sendiri, sampai di hotel dia cerita sama muthowifnya/pembimbing dan oleh muthowifnya disuruh membayar dam/denda sebesar 1 ekor kambing, jadi teman sekamar ini dengar infonya bayar dam ke muthowif sebesar 1,5jt. Teman-teman yang lain juga ada beberapa yang membayar dam karena tanpa sengaja menyentuh yang dilarang (hemm...kalau tersentuh karena desak-desakan apa harus bayar dam juga ya?) tapi teman-teman yang lain bayar damnya hanya kecil karena termasuk kesalahan ringan, begitu juga dengan pak suami tak sengaja memakai tisu basah, jadi bayar dam juga tapi damnya kecil...agak-agak lupa...mungkin sekitar 50 real apa 80 real entah lah saya lupa hehe...oya 1 real saat itu sekitar 3500 rupiah.

Ada satu kejadian yang membuat saya untuk lebih bersyukur, jadi pak suami ngajak saya sholat magrib tapi tidak lewat pintu yang biasanya tapi lewat eskalator, karena suami senang berkeliling, saya agak menggerutu karena nanti kalau pulangnya takut saya tidak hapal jalan dan nyasar, karena pulangnya pasti tidak bareng suami karena sholat dipisah. Akhirnya kita dapat di lantai 3 cari lokasi yang jamaah laki dan perempuan sholatnya deketan hanya terpisah rak-rak al quran saja, agar mudah bertemu bila selesai sholat. Di lantai 3 ini saya ga kebagian karpet dan tidak bawa sajadah jadi terasa dinginnya lantai. Selesai sholat magrib saya ajak suami untuk cari lokasi di lantai bawah, tapi ternyata sampai lantai bawah kita ga kebagian tempat, karena orang-orang pun pasti menunggu sholat isya tidak ada yang beranjak pulang, sampai akhirnya hampir sholat isya tetap ga kebagian tempat yang ada di usir-usirin sama askar, disitu rasanya saya ingin nangis dan berteriak, mau sholat aja susah, mau sholat aja dilarang-larang, ada bisikan halus di hati, nah kemarin-kemarin suka sombong dengan menunda-nunda sholat kan? sekarang giliran mau sholat tepat waktu aja kok di usir-usir. Pelajaran buat saya. Sampai akhirnya karena ga kebagian tempat, saat itu saya sudah terpisah dengan suami karena tadi di usir askar kalau suami harus di jamaah laki-laki, akhirnya saya keluar masjid dan sholat di halaman masjid, satu pelajaran lagi untuk saya agar belajar bersyukur, sudah enak dapat di lantai 3 sementara yang lain memaksa masuk masjid tidak dibolehin oleh laskar karena di dalam sudah penuh, saya hanya karena dapat lantai yang dingin mau pindah ke tempat yang lebih bagus lagi eh malah akhirnya dapatnya di luar masjid hahaha....

Ini oleh-oleh yang direkomendasikan oleh vera, roti croissant dan beneran enak, ada rasa strawberry dan coklat, harga hanya 1 real, yang enak yang merk 7 days.
Ini juga oleh-oleh yang di rekomendasikan oleh vera, tapi saya tidak beli buat oleh-oleh, karena setelah nyoba beli 1 disana, rasanya terlalu manis, saya kurang suka.

Di Mekah saya tidak terlalu semangat belanja, karena sudah dapat info sebelumnya dari banyak teman dan keluarga, mereka bilang kalau mau belanja di Madinah saja. Di mekah saya hanya beli 3 baju muslim dan al quran asli cetakan madinah, karena kebetulan malam terakhir di mekah ada teman jamaah yang mengajak belanja di pasar yang terkenal murah semacam tanah abangnya Mekah. Kami kesana naik mobil, kebetulan teman yang mengajak tersebut punya teman Indonesia yang tinggal di mekah. Jadi kami di antar ke pasar murah tersebut, tapi saya pikit-pikir sama aja kok harganya tidak terlalu murah juga, tapi kalau belinya grosiran mungkin bisa murah.


 Al Quran asli cetakan madinah, kita masing-masing jamaah menyumbang al quran ini untuk disimpan di masjidil haram, harus yang asli madinah yang di terima. Saya pun membeli juga buat di bawa pulang karena suka dengan warnanya dan kertasnya yang glossy. Harga al quran yang kecil lupa..sekitar 40 real dan yang besar sekitar 60 real.


Ini oleh-oleh buat anak-anak, lumayan mahal harganya 45-50 real sekitar 157rb-175rb ukuran anak-anak. kalau ukuran dewasa 200 real mahaal.. 

Oya kalau di Mekah, setiap adzan seluruh toko tutup, pengalaman teman sekamar pas adzan masih belanja, penjaga tokonya bilang "hajah...hajah sholat" hahaha dia jadi malu katanya, jadi dia di usir suruh keluar toko karena toko mau tutup dan mereka penjaga tokonya mau sholat dulu. 

Jangan lupa juga siapkan uang receh real selama di mekah, karena biasanya tiap ke masjidil haram kita sedekah ke pekerja-pekerja kebersihan yang ada di sekitaran masjid, saya biasanya ngasihnya ke pekerja yang berwajah-wajah melayu hehe.

Ceritanya bersambung ya...biasa jemput anak dulu.